Kamis, 03 Oktober 2013 0 komentar

Mari Tertawakan Budaya Tanah Tempatmu Berpijak!

Pernahkah kamu merantau lintas provinsi, Lur? Bagaimana rasanya? Menyenangkan bukan? Teman baru, rumah baru, pengalaman baru, serta bahasa baru. Seperti.. kehidupan baru.

Oh! Bahasa, hambatan yang cukup merepotkan sebenarnya, yaaaaah itu menurutku sih. Coba kamu pikirkan, kamu bisa jadi sorotan, bahkan bahan tertawaan Lur. Sekarang, apakah kamu sepaham denganku? Jika iya, aku yakin sekali kamu pernah mengalaminya sendiri. Tapi mohon maaf kalau aku keliru. Begini, aku akan bercerita lebih spesifik lagi mengenai pengalamanku. Oke aku akui, ini semacam curhat. Begitu? Ya.

Aku adalah gadis Cirebon yang mengais pendidikan di Malang. Iya aku tahu ratusan kilometer itu sangat jauh. Kamu pasti tahu bahasa apa yang digunakan di Malang bukan? Benar, Jawa. Sementara aku hidup di lingkungan Sunda. Jelas ini merupakan hambatan. Ya memang, Cirebon juga memiliki bahasa sendiri yang mirip bahasa Brebes. Tapi tetap saja.. berbeda.

Tapi apa kamu tahu bagaimana reaksi teman-temanku di kampus ketika mendengar aku bicara? TERTAWA. Oh tidak tidak tidak. Kamu tidak salah baca dan aku tidak salah mengetik. Kamu benar, mereka tertawa, mereka benar-benar tertawa. O-ou, maaf aku menekankan kata 'tertawa' terlalu sering, hehe. Wajar saja sih menurutku, tidak ada yang salah dengan itu. Oh, ralat. Ada yang salah dengan jiwa rakyat Indonesia.

Seandainya aku bisa berkata dengan lantang, "Kamu juga bakal diketawain kalo kamu nyasar ke tempat saya sendirian!" tapi nyatanya aku tetap bungkam. Ya.. aku mencoba untuk menjaga hati teman-temanku. Lagipula aku sebatang kara di sini, apa jadinya kalau aku berani bicara di tanah orang? Kembali ke topik. Buktinya memang benar, ketika aku melaksanakan Praktik Industri (salah satu program perkuliahan di jurusanku) di perusahaan yang letaknya tidak jauh dari rumahku, ternyata kepala bagian di divisiku adalah orang Malang, asli  Malang Lur. Setiap beliau berbicara dengan logat Jawa-nya yang medhok pasti ditertawakan adik-adik PKL. Miris.

Apakah seperti itu sikap Bangsa Indonesia? Ironis sekali bukan? Bukannya menghargai tetapi malah menghinanya secara terang-terangan. Apa namanya kalau bukan menginjak-injak harga diri? Rakyat Indonesia yang seperti ini perlu diberi asupan wawasan nusantara yang lebih.

Seharusnya sebagai anak dari tanah air kamu bangga.. oh maaf, kita bangga dengan ragam bahasa yang kita miliki. Jika kita menghina kekayaan bangsa sendiri, maka tidak ada kemajuan untuk memelihara budaya tradisional kita. Negara-negara yang lebih maju saja mengakui kekayaan Indonesia bahkan mengaguminya. Tapi penduduk pribumi? Ah kita ini.. kalau ada di depan mata diabaikan, tapi ketika sudah diklaim oleh negara lain malah mencak-mencak minta dikembalikan haknya. Apa-apaan? Kalau tidak bisa menjaga, seharusnya kita tidak perlu marah kalau ada yang mencuri. Begitulah istilahnya. Ehm.

Beberapa hari yang lalu, aku baru saja mengenal seseorang yang bernama.. mmmm.. aku lupa siapa nama lengkapnya, yah.. Mas Sisco deh. Mas Sisco ini bercerita tentang salah seorang guru besar bernama Prof. Peter Carey yang telah meneliti negara di Asia Tenggara selama puluhan tahun, khususnya Indonesia. Mas Sisco bilang, ketika mereka berkomunikasi via SMS, mereka berdialog menggunakan bahasa Jawa yang paling halus (aku tidak tahu apa namanya, beritahu aku Lur~ kalau kamu tahu. Oke?). Bahkan Pak Carey ini menguasai banyak bahasa daerah di Indonesia lho Lur! You must say 'wow!' Lurs! Ah-ma-jing sekali bukan? Aku saja tidak begitu mahir Bahasa Sunda, sedangkan beliau yang tumbuh di Eropa.. WOW!!! Bahkan ketika aku mendengar cerita Mas Sisco, bulu kudukku meremang, aku terlalu kagum dengan sosok Pak Carey ini. Ckckck.

Nah Lur, tergerakkah kalian sekarang? Sampaikah pesanku kepada kalian melalui tulisan ini? Oh maaf, aku tidak bermaksud mengkritik secara kasar, aku hanya prihatin, aku hanya ingin berusaha untuk menyadarkan. Damai! ^^
Rabu, 10 Juli 2013 2 komentar

[Review] Javalamp Website by Agustinus Darto Iwan Setiawan

Beberapa waktu yang lalu aku mengujungi sebuah website. Kalau teman-teman mau tahu juga, boleh, itu webnya Pak Darto, Javalamp. Dari namanya saja sudah ketebak apa isinya. Ada yang tahu? Apa coba? Wow! Sarangnya programmer. Seperti aku? Oh bukan, aku hanya mahasiswa informatika yang masih dalam tahap belajar pemrograman. Hehe. Tapi bukan itu yang mau aku bahas kali ini. Yap! Sedikit review untuk Javalamp.

Tulisan ini juga dalam rangka mengikuti giveaway yang diadakan Pak Darto lho! Klik gambar di bawah ini kalau kalian mau ikutan.


 

Seperti kebanyakan web-web seorang ‘laki-laki’, tampilan Javalamp cukup sederhana dan tidak menggunakan banyak elemen warna. Dilatarbelakangi warna putih polos, header yang manis dengan kata-kata yang kalau orang lain baca mendapat kesan “Oh iya, bener juga tuh!” hehe. Kontennya aku akui sangat berbobot, karena yang dibahas adalah ‘all about programmer’,  bisa banyak membantu aku di perkuliahan. Terimakasih Pak Darto! ^^

Selain itu, gaya penulisan Pak Darto juga mudah dimengerti, tulisan-tulisan beliau membuat aku sadar akan banyak hal tentang programming, kritik-kritik yang diberikan Pak Darto lewat webnya benar-benar mengena. Menurutku pribadi sih asik banget. Apalagi dengan warna font konten yang tidak begitu kontras tapi terlihat manis.

Satu yang disayangkan dari web Pak Darto tersebut. Desain web yang terlalu sederhana seperti itu membuat aku bosan. Ya mungkin karena aku seorang perempuan atau masih muda atau apalah, yang jelas aku kurang sreg dengan desain minimalisnya. Memang benar konten adalah hal terpenting dari sebuah blog atau website, tapi dengan tampilan yang menarik pengunjung tidak akan bosan melihat.

Saranku sih Pak Darto revisi sedikit lagi, desainnya saja. Beri sedikit sentuhan pemanis, misalnya mengganti background dengan warna yang kalem selain putih atau diberi pattern sederhana. Seharusnya desain web juga disesuaikan dengan minat pengunjung, karena yang mengunjungi web beliau tidak selalu laki-laki, hehehe. Lain-lainnya, aku suka. Tulisan Pak Darto sangat bermanfaat, iya atau iya? Hahaha. Oke lah, semoga webnya semakin ramai pengunjung ya Pak, makin banyak yang suka, makin bermanfaat untuk kami ^^
Selasa, 09 Juli 2013 12 komentar

Sweet Moment? Mungkin Iya, Mungkin Tidak.

Ini kisahku dulu, delapan bulan yang lalu tepatnya. Aku ingat dengan jelas bagaimana kisah itu berjalan karena hari itu adalah hari ulang tahunku.

Aku dan dia sudah setahun lebih menjalin tali kasih. Jauh-jauh hari sebelum umurku bertambah satu, kami memang sedang ada sedikit masalah. Yah, you know lah, setiap jalan tidak selalu mulus. Jujur saja, waktu itu aku sangat malas meladeni kontaknya. Iya, kami berhubungan jarak jauh, aku di Malang dan dia di Cirebon. Aku warga asli Cirebon, tapi aku mengais ilmu di tanah tempat banyak buah apel tumbuh. Ratusan kilometer jarak di antara kami.

Berhari-hari aku mengabaikan, di manapun. Aku kesal, sangat kesal. Hingga akhirnya malam itu, pernyataan mengejutkanku.

“Kamu tahu gak sekarang aku lagi dimana?” katanya, melalui SMS.

“Ngga.” Sebenarnya aku penasaran, tapi aku menahan diri untuk tetap terkesan jutek.

“Aku lagi ada di kereta.”

Deg!

Kereta. Aku punya feeling ketika dia mengatakan itu. tapi aku berpikir lagi, itu tak akan mungkin terjadi. Pria seperti dia mana mungkin―

Dia mengirimiku SMS lagi di pagi harinya, dia memintaku untuk menjemputnya di stasiun. Astaga.. dia benar-benar melakukannya. Antara percaya dan tidak, aku tetap bersiap-siap untuk pergi ke Stasiun Kota Baru Malang. Waktu itu aku agak terlambat karena jalanan sedang macet.

Setelah aku habiskan waktu sepuluh menit di dalam angkutan umum, akhirnya aku kembali menjejakkan kaki di bumi. Dan aku melihatnya. Berdiri di depan pintu besar stasiun, matanya menelusuri hiruk pikuk Kota Malang di pagi hari, ia masih mengenakan seragam Polteknya.aku punya firasat buruk tentang hal itu.

Aku menyeberangi jalan, berjalan di sela-sela motor yang terparkir rapi. Dia belum melihatku. Ketika aku sampai di hadapannya, dia tersenyum melihatku. Hatiku mencelos sebenarnya, aku rindu senyum itu. dia memberikanku dua bingkisan sambil berkata, “Maaf, cakenya jadi agak berantakan gara-gara kegoyang-goyang pas di kereta tadi.” Aku menerimanya dalam diam. Dia berkata lagi, “Selamat ulang tahun ya.”

Sepanjang perjalanan, tangannya enggan melepaskan tanganku. Jari-jari kami bertautan, walaupun sebenarnya aku tidak ingin seperti ini. Tapi aku akui bahwa aku terharu. Dia bisa sampai ke tempat ini dengan beralasan kepada orangtuanya untuk menghadiri seminar di Semarang bersama rombongan kampusnya. Dia melakukan ini semua untukku? Untuk seseorang yang tidak menginginkannya berada di sini? Dia benar-benar gila.

Maka selama dua hari ini aku menemaninya pergi. Ke Matos, ke Pasar Minggu, ke taman kota. Kami pergi berdua. Aku menemaninya seharian. Dia menolak untuk tidur di dekat kostku, dia malah tidur di masjid tak jauh dari taman kota. Untuk apa sih dia datang jauh-jauh ke sini? Untuk hal tidak penting seperti ini? Sangat kekanak-kanakan, begitu pikirku saat itu.

Tapi, pada tanggal 2 Desember 2012 sebelum kepulangannya ke Cirebon pukul 14.45 WIB, detik-detik sebelum kami berpisah lagi. Aku mulai berpikir, aku jahat sekali ya? Dia melakukan ini semua untukku tetapi aku malah mengabaikannya, malah mencacinya dengan kata-kata yang tidak seharusnya aku ucapkan. Aku menolaknya mati-matian.

Jam terus berputar, aku tidak kuat. Sungguh. Entah ini perasaan berasalah atau tidak ingin melihatnya pergi, tapi saat itu aku menangis. Aku menangis di tengah keramaian stasiun. Dia merengkuhku ke dalam pelukannya, membiarkanku menangis di dada bidangnya.

Panggilan itu datang, kereta segera berangkat dan tibalah waktunya kami berpisah. Aku melihatnya masuk ke gerbang, aku melihatnya berbalik badan, aku melihatnya memandangku dari sana. Dan aku menangis lagi.

Setelah aku kembali ke kamar kostku, aku berpikir bahwa selama dua hari terakhir sebenarnya aku telah melewati hari-hari yang manis bersamanya. Ya, walaupun aku sempat menolaknya, tapi perasaan ini sulit aku pungkiri.



Rabu, 03 Juli 2013 1 komentar

Grafika Komputer - Miniatur Rumah dengan Glut (Interaksi Keyboard & Lighting)

Pengen bikin miniatur rumah sederhana dengan glut? Oh? Pake animasi? Pake Interaksi keyboard juga? Lighting? Bisa.. bisa.. kaya gini bukan sih?
Silakan edit sendiri kalo bentuknya mirip-mirip kaya gitu. Warna, bentuk, terserah ya..


Itu pake lighting lho! Kalo ga percaya, coba deh jalanin source code di bawah ini!

#include <stdlib.h>
#include <stdio.h>
#include <gl/glut.h>

//inisialisasi variabel
int w=800, h=400;
float x=0, y=-1.2, z=-10, p=0, q=0;
float sudut=1, x1=0, y1=0, z1=0;

void balok(void)
{
    glutSolidCube(5);
}

void pintujendela(float x, float y)
{
    glBegin(GL_POLYGON);
        glVertex2f(-x,-y);
        glVertex2f(-x,y);
        glVertex2f(x,y);
        glVertex2f(x,-y);
    glEnd();
}

void display(void)
{
    glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT);
    glLoadIdentity();
    glTranslatef(x,y,z);
    glRotatef(sudut,x1,y1,z1);
    glEnable(GL_COLOR_MATERIAL);
    glPushMatrix();
            //pintu dan jendela
            glPushMatrix();
            glColor3f(3,1,0);
            glTranslatef(0,-0.8,3.26);
            pintujendela(0.9,1.2);
            glTranslatef(1.7,0.5,0);
            pintujendela(0.5,0.5);
            glTranslatef(0.85,0,0);
            glRotatef(90, 0,1,0);
            glTranslatef(1.8,0,0);
            pintujendela(0.5,0.5);
            glTranslatef(1.5,0,0);
            pintujendela(0.5,0.5);
            glTranslatef(1.5,0,0);
            pintujendela(0.5,0.5);
            glPopMatrix();

            //dinding rumah
            glPushMatrix();               
            glColor3f(0,1,3);
            glScalef(1,0.8,1.3);
            balok();
            glPopMatrix();
           
            //genting kanan
            glPushMatrix();
            glColor3f(3,0,0);
            glTranslatef(1.8,2.85,0);
            glRotatef(51,0,0,1);
            glScalef(0.1,1,1.5);
            balok();
            glPopMatrix();

            //genting kiri
            glPushMatrix();
            glTranslatef(-1.8,2.85,0);
            glRotatef(-51,0,0,1);
            glScalef(0.1,1,1.5);
            balok();
            glPopMatrix();

            //pagar kiri
            glPushMatrix();
            glColor3f(0,3,0);
            glScalef(1,0.5,1);
            glTranslatef(0,-2,0);
            glTranslatef(-3.5,-0.92,0);
            glPushMatrix();
            glScalef(0.07,0.4,1.6);
            balok();
            glPopMatrix();

            //pagar kanan
            glPushMatrix();           
            glTranslatef(7,0,0);
            glScalef(0.07,0.4,1.6);
            balok();
            glPopMatrix();
               
            //pagar belakang
            glPushMatrix();
            glTranslatef(3.5,0,-4.15);
            glRotatef(90,0,1,0);
            glScalef(0.07,0.4,1.47);
            balok();
            glPopMatrix();
                               
            //pagar depan
            glTranslatef(1.25,0,4.15);   
            glRotatef(90,0,1,0);
            glScalef(0.07,0.4,0.57);
            balok();
            glTranslatef(0,0,7.9);
            balok();
            glPopMatrix();
       
    glPopMatrix();
    glDisable(GL_COLOR_MATERIAL);
    glutSwapBuffers();
}

void resize(int w1, int h1)
{
    glViewport(0,0,w1,h1);
    glMatrixMode(GL_PROJECTION);
    glLoadIdentity();
    gluPerspective(45.0,(float) w1/(float) h1, 1.0,300.0);
    glMatrixMode(GL_MODELVIEW);
    glLoadIdentity();
}

void myKeyboard(unsigned char key, int x, int y)
{   
    //deteksi tombol x untuk rotasi pada sumbu x
    if (key == 'x')
    {
        x1=1;
        y1=0;
        z1=0;
        sudut++;
    }

    //deteksi tombol y untuk rotasi pada sumbu y
    else if (key == 'y')
    {
        y1=1;
        x1=0;
        z1=0;
        sudut++;
    }

    //deteksi tombol z untuk rotasi pada sumbu z
    else if (key == 'z')
    {
        y1=0;
        x1=0;
        z1=1;
        sudut++;
    }
}

void mySpecialKeyboard(int key, int x, int y)
{
    switch(key)
    {
    //deteksi tombol tanda panah atas untuk memperbesar
    case GLUT_KEY_UP:
        z+=5;
        break;
    //deteksi tombol tanda panah bawah untuk memperkecil
    case GLUT_KEY_DOWN:
        z-=5;
        break;
    }
}


void mouse(int button, int state, int xmouse,int ymouse)
{
        if(button==GLUT_LEFT_BUTTON && state==GLUT_DOWN)
        {
            p = (xmouse - (w/2)) + 0.0f; q = ((h/2) - ymouse) + 0.0f;
            printf("x: %0.0f",p);
            printf("y: %0.0f",q);
        }
}

void init()
{
    GLfloat LightPosition[] = {p, q, 50.0f, 0.0f};
    GLfloat LightAmbient[] = {0.7f, 0.7f, 0.7f, 1.0f};
    GLfloat LightDiffuse[] = {0.7f, 1.0f, 0.7f, 1.0f};
    GLfloat LightSpecular[] = {1.6f, 1.0f, 0.5f, 0.0f};
    GLfloat Shine[] = {50};

    glShadeModel(GL_SMOOTH);
    glClearColor(0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.5f);
    glClearDepth(1.0f);
    glEnable(GL_DEPTH_TEST);
    glHint(GL_PERSPECTIVE_CORRECTION_HINT, GL_NICEST);

    glLightfv(GL_LIGHT0, GL_POSITION, LightPosition);

    glEnable(GL_LIGHTING);
    glEnable(GL_LIGHT0);
    return;
}

//fungsi pembantu agar fungsi keyboard dapat selalu dideteksi
void update(int value)
{
    glutPostRedisplay();
    glutTimerFunc(50,update,0);
}

void main (int argc, char **argv)
{
    glutInit(&argc, argv);
   
    glutInitDisplayMode(GLUT_DOUBLE | GLUT_DEPTH | GLUT_RGBA);
    glutInitWindowPosition(100,100);
    glutInitWindowSize(w,h);
    glutCreateWindow("Madul 9 Lighting dan Material");
    gluOrtho2D(-w/2,w/2,-h/2,h/2);
    glutDisplayFunc(display);
    glutReshapeFunc(resize);
    glutKeyboardFunc(myKeyboard);
    glutSpecialFunc(mySpecialKeyboard);
    glutMouseFunc(mouse);
    glutTimerFunc(1,update,0);
    init();
    glutMainLoop();
}
0 komentar

[Review] Satin Merah Karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti

Bagi kamu yang doyan banget Sastra, terutama Sastra Sunda. Dan bagi kamu yang Gagas Addict. Wajib baca Satin Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. Kenapa? Karena novel ini super duper keren!

Perpaduan antara sastra dan budaya Sunda nya nempel. Belum lagi karakter kuat di setiap tokoh. Emang sih novel ini agak-agak thriller, tentang obsesi yang menguasai diri sampe berujung ke pembunuhan. Tegangnya berasa, penasarannya iya. Penuturannya juga ringan banget, jadi ga perlu mikir keras buat ngerti maksud paragraf ini nih apa, maksud kalimat ini nih apa.



Ini novel lama, terbitan tahun 2010 gitu. Tapi percaya deh ya, novel dari Gagas Media tuh ga ada yang jelek. Ga percaya? Silakan coba sendiri, bisa dimulai dengan baca Satin Merah duluan. Dijamin keren!


 
0 komentar

Grafika Komputer - Membuat Jam Pasir yang Berotasi Menggunakan Visual C++ 2008

Di bawah ini ada syntax buat bikin objek kaya jam pasir yang muter searah jarum jam terus balik lagi setelah dua kali puteran. kalo emang program kaya gini yang dicari temen-temen, silakan aja mau copas juga, gratis tis tis tis. Kalo mirip-mirip dikit, ya bisa dong edit-edit sendiri? Hmm?

Ini lho, nanti begini jadinya :






Nah, ini dia source code nya :

 
#include <stdlib.h>
#include <glut.h>

int s=0, p=0, q=180;

void triangle(void)
{
    glBegin(GL_TRIANGLES);
    //rumus nilai satuan susunan garis pada koordinat x dan y adalah integer
        glVertex2i(0,0);
        glVertex2i(50,-100);
        glVertex2i(-50,-100);
        glVertex2i(0,0);
        glVertex2i(50,100);
        glVertex2i(-50,100);
    glEnd();
}

void timer (int value)
{
    if (p <= 360)
    {
        s = -1;
        p++;
    }
    if (p > 360)
    {
        s = 1;
        q--;
    }
    if (q < 0)
    {
        s = 1;
        p = 0;
        q = 360;
    }
glutPostRedisplay();
glutTimerFunc(25,timer,0);
}


void display(void)
{
    glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT);
    glRotatef(s,0,0,1);
    glColor3f(0,0.5,1);
    triangle();
    glFlush();
}

void main(int argc, char **argv)
{
    glutInit(&argc, argv);
   
    glutInitDisplayMode(GLUT_DEPTH | GLUT_SINGLE | GLUT_RGBA);
    glutInitWindowPosition(100,100);
    glutInitWindowSize(640,480);

    glutCreateWindow("BAB 5 Animasi Objek 2D");
    glutDisplayFunc(display);
    glutTimerFunc(50,timer,0);
    gluOrtho2D(-320, 320, -320, 320);
    glutMainLoop();   
}

Minggu, 30 Juni 2013 0 komentar

10 Things I hope from Gagas Media

Dear Gagas,

Hai Gas, tanpa aku tanya kabarmu pun aku sudah tahu dengan pasti bagaimana dirimu. Seperti yang kamu bilang waktu itu, kita adalah teman baik. Begitu kan? Kamu tidak bisa menjadi Gagas Media seperti sekarang ini tanpaku, pun aku yang tidak akan pernah bisa menjadi Gagas Addict tanpamu. Selama sepuluh tahun ini kamu sudah berjuang sangat keras ya untuk berada di atas. Selamat :)


Sejak tanggal 4 Juli 2003 hingga 30 Juni 2013, usiamu genap 3650 hari, kurang empat hitungan lagi menuju hari istimewa itu. Aku sudah memaketkan pada angin doa untukmu, apakah paket itu sudah sampai? Simaklah sepuluh harapanku untukmu!

1.   Sepintar Will dalam Forgiven
      Pintar menampung dan menuangkan gagasan.
2.   Sekaya Evan dalam Promises Promises
      Kaya akan penulis, editor, desainer, dan kru-kru lainnya yang hebat.
3.   Segokil Sena dalam Paris : Aline
      Gokil gagasannya.
4.   Seberani Lautan dalam Rahasia Sunyi
      Berani mengangkat karya istimewa.
5.   Semenarik Charm dalam Bangkok : The Journal
      Menarik karyanya, seluruh komponen dari karya-karyamu.
6.   Sebijak Rizki dalam Seandainya
      Bijak memilih dan memilah karya trend masa kini.
7.   Selincah Niki dalam Refrain
      Lincah bergerak menembus pasaran.
8.   Sekeras Noval dalam Hujan dan Teduh
      Keras memboyong minat para Gagas Addict.
9.   Sebersinar Princessa dalam I For You
      Bersinar layaknya bintang.
10. Tidak cukup hanya dalam sepuluh harapan. Penting kah suatu bilangan? 
      Apapun itu, yang terbaik untukmu.


Terimakasih karena kamu selalu menemaniku di kala suka dan duka, terimakasih karena para penulismu telah menunjukkanku pengetahuan baru di dalam karya-karyanya. Terimakasih untuk segalanya. Sekali lagi kuucapkan terimakasih. Maaf aku hanya mampu memberikanmu doa, tapi satu hal yang terpenting.. Bertahanlah di atas sana, bertahan menaburkan untaian kata-kata indah itu untukku, untuk kami.
Rabu, 26 Juni 2013 0 komentar

[Review] Refrain by Winna Efendi

Udah hampir seminggu film Refrain tayang di bioskop, temen-temen udah pada liat? Gimana pendapatnya? Keren ga?
Hehe, relatif sih ya. Pendapat orang bisa beda-beda.


Nah, di sini aku mau kasih sedikit.. mmm.. apa ya istilahnya? Bukan, bukan, bukan bocoran. Ya entah deh ya apa namanya ga penting.

Ehm, aku ini.. bisa dibilang salah satu fansnya Kak Winna Efendi. Iya, Kak Winna. Penulisnya Gagas Media yang cantik itu! Eeeeh hehehe. Yang mau aku omongin tuh bukan orangnya, tapi karyanya temen-temen..


Bagi kalian pecinta Gagas Addict dan film Indonesia pasti tau deh Refrain. Belum lama ini salah satu novel Kak Winna difilmkan. Seneng banget dong ya kita! Jujur, aku pribadi ga sabar banget buat nonton filmnya pas tau mau difilmkan gitu. Hmm, bukan karena Afgan nya ya, tapi aku emang pengen membandingkan film sama novelnya. Dan ternyata..

Ceritanya sendiri mengangkat kisah-kisah yang udah sering banget kita jumpain [mungkin] di kehidupan nyata, sahabat jadi cinta, klise memang. Tapi sumpah ya, karena Kak Winna yang meramunya, jadi ga bosen buat baca. Pasti ada 'aduh, nanti gimana ya ini akhirnya?' selalu membangkitkan rasa penasaran. Iya gak sih? Iya lah, aku yang bilang. Selain penuturannya yang indah, konflik-konflik dunia remajanya juga berasa banget, jadi inget masa muda gitu akunya.

Niki. Pas aku tau yang meranin Niki itu Maudy Ayunda, aku langsung mikir, 'Wah! Pas banget nih pemerannya!' iya, soalnya aku tau Maudy Ayunda nih tipe-tipe remaja ceria. Sama banget sama karakter Niki yang mulai beranjak dewasa. Dan faktanya, bener aja, Maudy pinter banget bikin kita terkagum-kagum sama perannya. Nata. Dan karakter Nata juga dapet banget di diri Afgan. Tipe-tipe cowok cool gitu kan? Aku jadi sedikit bisa ngerti gimana perasaannya Nata cintanya bertepuk sebelah tangan begitu dan kenyataan bahwa si Niki ngejauhin dia. Annalise, jujur, aku kagum banget sama cewek yang satu ini. Hatinya itu lho, bisa tegar banget.

Ada yang disayangkan dari filmnya, banyak bagian yang dipotong dan jalan cerita yang melenceng walaupun intinya sama. Aku sempet kecewa gara-gara kehidupan pribadi Annalise ga diekspos di film itu, padahal bagian itu menyentuh banget! Pas bagian Annalise ke bandara mau jemput mamanya juga kurang greget karena ga bener-bener nunggu selama dua jam. Terus juga ending di filmnya. Maaf sebelumnya, tapi menurut aku ending di film lebih asik daripada di novel. Di novel berasa kurang 'euh!' gitu lho. Emang banyak yang bilang juga kan kalo ending di filmnya itu penonton pada suka, emang sih, romantis banget. Tapi temen-temen, aku saranin jangan nonton filmnya dulu sebelum baca novelnya! Baca novelnya lebih menguras emosi lho! Hehe. Fakta itu. Walaupun secara garis beras ceritanya udah pasti sama, tapi ada bagian-bagian tertentu yang diganti dan bahkan dipotong. Jadi, baca novelnya dulu ya, dijamin seru! Bagi kamu yang belum sampe di bangku SMA, bisa lah mengira-ngira masa SMA kamu nantinya. Dan bagi kamu yang masa SMA nya udah lewat, yaaaaaa mengenangkan ga ada salahnya :)
Oh iya, surat dengan amplop biru juga bisa kamu dapetin di novelnya!

it's always been you..
0 komentar

Kumpulan Slide Stalling - KDJK (Komunikasi Data dan Jaringan Komputer)

Butuh materi Komunikasi Data dan Jaringan Komputer nya Stalling? Temen-temen bisa download gratis di sini. Tapi maaf, saya cuma punya yang versi Inggris, belum sempet cari yang versi Indonesia. Biar begitu juga bisa tetep dijadiin referensi yang tepat banget lho! Bahasa bukan penghambat kan temen-temen?
Di sini kalau mau download.
0 komentar

Prinsip Kerja Protokol - Protokol Electronic Mail


Electronic mail atau biasa disingkat sebagai e-mail, merupakan sebuah metode untuk mengirimkan pesan dalam bentuk digital, pesan ini biasanya dikirim melalui medium internet. Sebuah pesan elektronis terdiri dari isi, alamat pengirim, dan alamat-alamat yang dituju.
Email dapat dianalogikan dengan kotak surat yang ada di kantor POS sedangkan server email dapat diibaratkan sebagai kantor POS. Dengan analogi ini sebuah mail server dapat memiliki banyak account email yang ada di dalamnya.Untuk mengirim sebuah e-mail dari alamat e-mail yang satu ke alamat e-mail yang lain digunakan sebuah protocol (aturan) yaitu Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). 
Protocol SMTP telah menjadi aturan dasar yang disepakati untuk pengiriman e-mail. Dengan demikian semua software e-mail server pasti mendukung protokol ini.
SMTP merupakan protokol yang digunakan untuk mengirimkan e-mail (komunikasi antar mail server), dan tidak digunakan untuk berkomunikasi dengan client. Sedangkan untuk client, digunakan protokol imap, imaps, pop3, pop3s.


Untuk lebih jelasnya, silakan download di sini.
 
;